| PLTD Apung 1 [foto acehindah] | 
Apa yang Anda lakukan kalau ada kapal seberat 2.600 ton  mendarat di  dekat rumah? Percaya atau tidak, ada beberapa orang yang bingung   menjawab pertanyaan ini.
Tsunami yang menyapu Lautan Hindia pada 26 Desember 2004  tidak hanya  membawa kerusakan dan korban jiwa. Kejadian tersebut juga menyapu  PLTD  Apung 1, kapal pembangkit listrik yang bersandar di Pelabuhan Ulee  Lheue  Banda Aceh, naik ke darat. Seharusnya kapal ini menghasilkan  listrik untuk  beberapa dekade lagi untuk mengurangi keterbatasan  listrik di Indonesia.
Tetapi kapal tersebut terangkat oleh tsunami hingga beberapa   kilometer ke darat, tepat di tengah-tengah perumahan. Ketika saya  pertama kali  tiba di Banda Aceh pada tahun 2006, penduduk masih tinggal  di beberapa rumah  tepat di samping kapal itu. Sebuah jalan sementara  dibuat mengelilingi benda  besar tersebut. Di dekatnya ada kotak yang  diletakkan di atas sebuah kursi,  dengan tulisan tangan untuk meminta  sumbangan bagi para korban tsunami.  Pertanyaan yang ada di benak kami  semua adalah: Apa yang akan mereka lakukan  dengan sumbangan itu?
Sekarang maju ke tahun 2012. Saya senang melihat kapal besar  itu  masih ada. Kemudian kolega saya, Akil, mengajak saya untuk melihatnya.  PLTD  Apung 1 belum beranjak dari tempat semula tujuh tahun lalu, namun  daerah  sekitarnya sudah berubah menjadi sebuah monumen peringatan.  Ada  monument untuk mengingat para korban, dan  jalan kecil sekitar  rumah-rumah yang rusak akibat tsunami.
Pengunjung bisa naik  ke kapal, yang member pemandangan kota yang  menarik. Banyak yang melihat-lihat  kapal dan foto bersama, termasuk  pasangan pengantin baru. Lokasi tertutup  pagar, dilengkapi area parker.  Untuk menambah kesan pariwisata, banyak pedagang  menjual DVD tentang  tsunami di sekitar lokasi seharga Rp 25.000.
![]()  | 
| Keindahan sekeliling kapal Apung [foto google] | 
Meski kecil, sektor pariwisata Aceh mulai mengalami kemajuan  dalam  beberapa tahun terakhir. Sekarang sudah ada bandar udara internasional.   Kita bisa memesan hotel secara  online. Dan ada beberapa tempat menarik untuk dikunjungi – Masjid Agung,  Musuem Tsunami, dan Pulau Weh,  yang memiliki tempat diving yang menarik. Tapi menurut saya tidak ada yang bisa  menyamai PTLD Apung 1.
Saat ini Banda Aceh sudah dibangun kembali, dengan  jalan-jalan baru,  bandara dan gedung-gedung dengan cat baru. Mudah untuk  melupakan apa  yang telah terjadi di tempat ini. Tapi ketika melihat kapal ini,  diam  di daratan, di antara rumah-rumah penduduk, kita bisa merasakan betapa   besar kekuatan dan kerusakan yang dibawah tsunami, serta betapa beratnya   menjadi salah satu korbannya.
Editor: Safrizal
Sumber: blogs.worldbank.org











          
Tidak ada komentar: